Cerita kali ini datang dari murid SMA yang agak lain kalau kalian baca ceritanya kali ini, simak ceritanya dan siapkan fantasi kalian saat membaca cerita ini
Aku duduk di kelas 3 SMA saat ini. Namaku Dina, aku sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi cowok-cowok, yang sering jail ke aku dengan menggoda, aku sih cuek saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah “circle” di sekolah, Nanda dan Leona adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka seperti biasanya selalu ada.
Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Silvy, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih bersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean dan rambut sebahu, tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Silvy sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks mereka tentang Silvy. Silvy tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang gak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila padanya.
Semakin hari Silvy semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun memuncak kepada Silvy, akhirnya aku, Nanda dan Leona merencanakan sesuatu, sesuatu untuk Silvy. Seperti aku, Silvy juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Silvy untuk tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku membujuknya sampai ia mau.
BACA JUGA : Ibu Kostku
Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Nanda, Leona, Silvy dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku.
“Kak, sampai kapan Silvy mesti nunggu disini?”
“Udah tunggu aja, sebentar lagi!!”
Silvy mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku.
“Sudah beres Non” Tejo si penjaga sekolah melapor padaku.
“Oke” jawabku.
Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4 penjaga sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku, aku anak orang kaya.
“Ya udah, ikut gue sekarang!!” perintahku untuk Silvy.
Dengan ragu-ragu, Silvy mengikuti aku, Leona dan Nanda. Kubawa ia ke ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerLeonaders.
Silvy menangis karena bentakan dari aku, Nanda dan Leona, ia terlihat ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia menagis.
“Silvy salah apa Kak?” ia menangis terisak-isak.
“Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kita-kita yang senior? hormatin dong!!” bentakku
“Gak kok Kak, Silvy nggak begitu”
“Gak apaan? Gak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!” Leona menambahkan bentakanku.
Setelah puas membentak-bentak Silvy, aku memberi tanda kepada Nanda. Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo, Andre, Jodi dan Seto. Dari tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Silvy saat itu terkejut dan sangat ketakutan.
“He.. he.. he.. ini dia Non Silvy yang ngetop itu” Seto berujar sambil tersenyum menyeringai.
“Cantik banget, sexy lagi..” tambah Tejo.
Silvy gemetaran ia terlihat sangat takut.
“Sikat aja tuh!!” perintahku pada 4 pria itu.
“Oke, sip bos!! He.. he.. he..” Tejo menyeringai.
Nanda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Silvy, sementara Jodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Silvy mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Silvy terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit minta tolong.
“Gue duluan ya” Tejo mendekati Silvy.
Aku hanya tersenyum melihat keadaan Silvy sekarang, aku puas melihat ia ketakutan.
“Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?” Silvy memohon ampun.
Tapi Tejo sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Silvy, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perlahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh payudara Silvy, Silvy menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan Silvy, Tejo meremas-remas payudara Silvy perlahan-lahan.
“Yang kenceng Jo!!” perintahku.
Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Silvy. Silvy berteriak, ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Silvy saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo membuka seragam SMA Silvy kancing demi kancing sampai payudara Silvy yang tertutup BH terlihat.
“Gila!! Seksi banget nih tokett, putih banget!!” sahut Tejo sambil tertawa gembira.
Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Silvy, Silvy pun terlihat gemetaran.
“Tolong jangan Pak!!” sahut Silvy memelas.
Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Tejo menanggalkan penutup payudara Silvy itu. Tejo pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Silvy itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Silvy indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali pikirku.
“Abisin aja Pak!!” Leona meminta Tejo dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Silvy.
“Ok Silvy sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh..” Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Jodi dan Seto yang masih memegangi tangan Silvy supaya ia tidak melawan, sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan nafsunya.
“Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Silvy..” Silvy memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli.
Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli dengan permintaan Silvy. Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Silvy, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan payudara Silvy dengan jarinya. Jodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka menikmati mulusnya kulit lengan Silvy dengan mengelusnya dan terkadang mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas.
“Ah.. cukup Pak.. ampun Kak..” Silvy mulai mendesah.
Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara Silvy, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Silvy ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan.
Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Silvy. Andre dan Tejo saling berbagi payudara Silvy, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Silvy dan menjalar dengan liar di sekitar payudara Silvy, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di puting Silvy. Silvy mendesah sambil ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Nanda pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Silvy dengan seksama melalui handy cam-nya.
Tejo menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Silvy yang juga indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Silvy yang ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shilvy. Tejo berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati payudara Silvy berhenti. Tejo lalu mulai menyingkap rok sekolah Shilvy, sambil mengelus paha Shilvy. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Silvy yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh selangkangan Silvy yang ditutup celana dalam pink itu.
“Jangan Pak!! Ampun!!” Silvy memohon pada Tejo. Andre pun ikut mendekat ke Tejo.
“Wah, Celana dalam Non Silvy lucu sekali..” ejek Andre.
Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Silvy. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya.
“Wow Non Silvy!! Vaginanya indah banget!!” Tejo tampak bersemangat.
Vagina Silvy memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih, dan Silvy sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo dan Andre menjelajahi paha, dan sekitar selangkangan Silvy. Silvy hanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi rangsangan itu.
Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di bagian vital Silvy. Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vaginaa Silvy, sementara Tejo memasukkan jarinya kedalam liang vaginaa Silvy. Perlahan jari tangan Tejo menyolok-nyolok vaginaa Silvy, dan makin lama gerakannya makin cepat. Tubuh Silvy nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Silvy mendesah perlahan.
Tejo dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vaginaa Silvy, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu. Setelah hampir 2 menit jari Tejo menembus liang vaginaa Silvy, dari bibir vaginaa Silvy kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Silvy terangsang.
“Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?”
“Jangan Pak, tolong!!” Silvy memohon.
Tejo tidak mempedulikan permohonan Silvy, Jarinya keluar masuk vaginaa Silvy dengan cepat.
“Ahh.. stop Pak!! Tolong..!” Silvy kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan.
“Ahh..!” Silvy vagina teriak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya.
“Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. ” aku meledek Silvy, aku membayangkan jika aku dalam posisi Silvy, pasti aku akan lebih lama lagi orgasme.
“Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!” Leona ikut mengejek.
Tejo menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Silvy, nampaknya ia belum mau Silvy mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak sabar, dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Silvy. Kutarik jari Tejo keluar dari vaginaa Silvy, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Silvy.
“Lho Non.. saya belum puas nih..” Tejo terlihat bingung.
“Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!” bentakku pada Tejo.
Saat kulihat Silvy dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Silvy. Tertampang jelas keindahan vagina Silvy di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Silvy, dan kucium harum vagina Silvy, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku.
Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Silvy terlihat sangat kaget.
“Waduuh.. Non Dina ternyata juga mau ngerasain vagina Non Silvy ya?” Andre berseloroh meledek.
“Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horny nih..” Tejo menimpali.
Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Silvy malu di tanganku.
“Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak..” Silvy mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Silvy dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan ekostis. Kutelusuri bibir vagina Silvy dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya.
Tak berapa lama kutemukan klitoris Silvy, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual.
“Ahh.. ah.. ah..” Silvy tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Silvy menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Silvy memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Silvy dalam-dalam.
Hampir 5 menit kunikmati vagina Silvy, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Silvy hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Silvy agak terhentak, lalu kedua tangannya tiba-tiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Silvy terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Silvy, sementara Leona dan Nanda terlihat puas melihat “siksaan”ku terhadap Silvy. Aku berdiri setelah istirahat sejenak.
“Gilaa!! Non Diana hebat!! Saya jadi horny banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu” Seto angkat bicara.
Kutatap Silvy yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam.
Kulebarkan kedua kaki Silvy sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Silvy, kubuat ia telanjang bulat.
BACA JUGA : Agen Asuransi Yang Hot
Posisi kaki Silvy yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Silvy. Posisi tubuhku dan Silvy Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Silvy yang masih terkulai lemas itu.
“Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah..” Silvy mendesah memohon padaku.
Tanpa perduli pada Silvy, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Silvy. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Silvy yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Silvy bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Silvy. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Silvy, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar.
Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Silvy, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku.
“Saya juga ikutan ya Non Diana? Habis Non Nia bener-bener hot sih” permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan.
Kulirik Silvy yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku.
“Non Diana, saya gak tahan lagi nih..” permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku.
Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku.
“Aaah.. lobang Non Diana masih rapet banget nih..” Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Silvy, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya.
Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Silvy berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Silvy beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya “penyiksaan” ini dimulai lagi.
Aku duduk menjauh dari Silvy, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Leona, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Tejo, Jodi dan Seto mendekati tubuh Silvy yang tergeletak tak berdaya. Leona memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Silvy yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Silvy kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi.
“Nah, Non Silvy siap-siap ya!” Seto berujar sambil mengangkat pinggul Silvy sampai ia dalam posisi menungging. Silvy cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Silvy tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Silvy mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantaat Silvy sambil mengelusnya.
“Hajar aja!!” perintah Leona.
Setelah mendengar perintah Leona, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Silvy. Wajah Silvy terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Silvy yang rapat itu. Silvy berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk.
“v****a Non Silvy rapet banget nih, aahh..” Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Silvy.
Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Silvy, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Silvy mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Silvy berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Silvy. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Silvy dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Silvy yang basah oleh keringat. Sekali lagi Leona memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Silvy bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Silvy, ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Silvy sampai ia dalam posisi merangkak.
“Aaah.. cukup Pak.. ah..” Silvy memohon pada Tejo.
Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Silvy membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Silvy.
“Ayo isep penis saya Non!! isep!!” Paksa Tejo.
Karena ketakutan, Silvy dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut Silvy. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMA secantik Silvy kini sedang mengulum penisnya.
Dari jauh kulihat Silvy menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Silvy benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Silvy. Kini mulut dan vagina Silvy telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Silvy terlihat berkilau seksi. Hanya Jodi saja yang belum menikmati Silvy, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Silvy seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Jodi meletakkan penisnya diatas punggung Silvy, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Silvy yang tergantung.
Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Silvy, tak bisa kubayangkan perasaan Silvy saat ini. vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Silvy, sperma yang melimpah keluar dari pennis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Silvy, seketika itu juga Silvy bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Silvy dengan spermanya, giliran Leona menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Leona menjilati vagina Silvy yang masih basah oleh sperma Seto.
Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Silvy sembari memuncratkan spermanya di wajah Silvy, kulihat Silvy menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Silvy sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini.
Setelah Tejo, giliran Jodi berejakulasi diatas punggung Silvy. sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Silvy yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Leona yang kini merubah posisi Silvy menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Silvy keatas.
Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Silvy, dan dengan liar memompa tubuh Silvy. Silvy yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Silvy sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Silvy berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Silvy, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Silvy.
Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Silvy yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Silvy hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Jodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas.
“Nah, sekarang kapok kan lo?” bentak Leona kepada Silvy.
“Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. ” ancamku pada Silvy.
“Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!” bentak Leona.
“Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!” bentakku.
“Enak Kak..” jawab Silvy ketakutan.
“Enak?! lo seneng dientot?!” bentak Leona lagi.
“Iya Kak.. enak sekali.. nikmat..” Silvy menjawab.
“Lo mau lagi?!” Nanda yang dari tadi diam kini bicara.
“Ma..mau Kak..” jawab Silvy.
Aku, Leona dan Nanda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Silvy kini menjadi bagian circle, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Silvy, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya.

