Rayuan Malam diberikan sebuah cerita dari seorang pemuda yang pertama kali merasakan sensasi nikmat dari perbuatannya, daripada lama-lama penasaran yuk simak ceritanya,
Diumur dikepala 2, aku yang sudah berusia 24 tahun masih belom jelas statusnya. Pasalnya sudah genap 2 bulan, keluar dari kantor lamaku karena lingkungan kerjanya toxic sekali menurut ku.
Karena tak ada kegiatan, aku lebih sering begadang saat malam lalu tidur di larut pagi.
Suatu hari aku terbangun di siang hari sekitar pukul 13.00.
Segera ku lihat handphone untuk melihat apakah ada yang balasan atau ada panggilan interview. Hehehe selalu bangun tidur dengan sejuta harapan aku tuh.
“duh laper lagi.” ucapku dalam hati.
Aku bangkit dari kasur dan turun kelantai bawah, karena dapur dan meja makan ada dilantai bawah. Dengan langkah santai aku berjalan kebawah memakai boxer pendek dan baju polos warna abu-abu.
Saat menuruni anak tangga, aku mendengar sayup suara berisik, “iyaa bu.””punten misi ya.” Saat ku tengok sedikit dari atas ternyata para ibu ibu tetanggaku sedang dilantai bawah.
Ibuku melihat aku, “Teddy cuci piring dulu dong.” Ucap ibuku yang meminta bantuanku.
“yaampun Ted jam segini baru bangun.” Sahut bu Bella tetangga beberapa rumah dari rumahku.
“namanya masih perjaka bu hehehe.” Timpal bu Susan tetanggaku pula.
Dengan menuruni anak tangga, “iya ma bentar. Teddy mau makan dulu.”
“makan aja nomer satu lu.” Celetuk ibuku yang lagi duduk membungkus makanan.
“ada acara apaan mak?” sahut ku yang sudah didepan ibuku.
“arisan besok disini.” Balas ibuku.
Disitu ada sekitar 4 ibu ibu tetanggaku yang turut membantu persiapan arisan itu.
Karena rasa laper yang tinggi, aku pun melewati mereka dan menuju dapur karena magicom dan piring berada disana.
“wah baru bangun ya Ted.” Ucap ibu Fenny.
“iya bu hehe.” Balasku kepada ibu Fenny yang lagi mencuci piring.
(Ibu Fenny ini umurnya sekitar 35-40 deh, aku gatau pasti. Anaknya satu umur 5 thn namanya Fahri. Suaminya kerja gatau apaan tetapi pulangnya malem mulu.)
aku mau kasih tau denah dapur rumahku ya, jadi dapurnya tuh gak lebar tapi panjang. Lebarnya hanya selebar 2 orang saja, tapi memanjang. Pokonya selebar pintu satu, jadi kalo 2 orang saling berjumpa bakal dempet karena memang jaraknya.
“maaf bu, mau ngambil piring.” Jelas aku karena rak piring berada didekat pintu melewati tempat wastafel cuci piring.
“lewat aja Ted.” Balas bu Fenny sambil memajukan badannya sedikit.
Aku mengambil posisi badan miring agar bisa muat, tapi walaupun sudah miring. Bagian depan celanaku yang didalamnya ada penis kena bongkahan pantat bu Fenny.
Sontak ia terkejut, “eh apaan tuh.”
Gesekan penisku yang terbungkus boxer dengan bongkahan pantat bu Fenny cukup lama, ada sekitar 4 detik.
“maap bu, gak sengaja yaampun maap.” Balasku yang sudah mengambil piring di rak.
Kejadian itu membuat penisku ereksi, lembutnya pantat bu Fenny terasa banget, karena dia memakai daster panjang bahannya juga gak terlalu tebal.
“gapapa Ted, tapi ko bangun itu kamu.” Bu Fenny berkata sambil melirik ke arah tonjolan diboxerku. Mana boxernya pendek banget, kalo ngaceng tuh bentuknya pasti keliatan banget.
“gatau bu.” Sahut ku singkat dan menutupinya dengan piring karena malu.
Dengan santainya ia berujar, “namanya masih perjaka ya Ted. Tapi kamu yakin mau kedepan sambil itu kamu bangun.” Bu Fenny membalikkan badannya menghadap aku.
“itu dia bu, malu aku.” Balasku.
Tiba tiba bu Susan masuk ke dapur dengan segera aku memutar badan membelakangi bu Susan dan bu Fenny.
Bu Susan buang sampah ke tempat sampah dapur dan “ngapain lu Ted?”
“itu lagi liat jemuran bu.” Alasanku yang melihat keluar dari jendela dapur.
Lalu bu Susan berjalan kembali ke depan bergabung dengan ibu ibu diruang tamu.
“masih bangun Ted?” tanya bu Fenny yang melanjutkan aktivitas cuci piringnya.
“udah engga bu hehehe.” Sahutku yang tak lagi menutupi dengan piring sambil nyengir.
“maap lagi bu, mau lewat.” Sambungku
“lewat aja.”
Aku pun lewat kali ini posisi miring badanku berubah, jadi kedua pantat kami yang bergesekan.
“ko lewat nya gak kaya tadi Ted?.” Sapa bu Fenny setelah aku lewat sambil tersenyum kecil.
“takut bangun lagi bu hehe.” Aku menimpalinya sambil melihat ke arah belakang.
“kalo bangun ya tinggal tidurin lagi ted.” Celetuk bu Fenny sambil bercanda.
Aku tak membalasnya hanya tersenyum dan pamit untuk kedepan.
Segera aku ambil nasi di magicom deket meja makan, dimana posisinya bersebelahan dengan ruang tamu rumahku. Setelah itu aku putuskan untuk makan dikamar saja.
Sorenya saat mandi, aku sempet onani dulu sambil membayangkan bu Fenny.
BACA JUGA : Tante Penikmat Brondong
Malamnya saat aku turun kebawah, aku mendengar suara ibuku mengobrol dengan seseorang. Saat ku lihat ke ruang tamu, aku melihat ia ngobrol dengan bu Fenny.
Mereka mengobrol sambil tertawa dan masih dengan membungkus nasi untuk acara arisan besok.
Aku seketika beradu pandang dengan bu Fenny, ia melempar senyum kearahku. Aku pun juga melempar senyum.
“Ko bu Fenny berdua doang ya sama mamah.” Tanyaku dalam hati.
Segera aku ke dapur untuk mengambil piring untuk makan malam.
(Oiya ayahku seorang ABK kapal jadi pulang bisa beberapa bulan sekali.)
Saat sudah mengambil piring dan berjalan ke arah depan, lagi dan lagi bu Fenny datang ke dapur.
“mau makan Ted?” tanya dia yang memegang pisau dan plastik hitam.
“iya bu.” Balas aku nyengir.
“misi dulu Ted, ibu mau buang sampah.” Ucap dia kembali.
Aku segera memiringkan badan.
Waktu ia lewat entah sengaja atau tidak, payudaranya terasa sekali dipunggungku. Bu Fenny yang malam itu memakai daster panjang berwarna coklat dengan motif bunga.
Aku memandang kearahnya saat dia sudah lewat dan dia berkata, “kenapa Ted?”
“eh anu bu ka..ga.” aku menjawab sambil gelagapan.
“ohh kirain bangun lagi.” Celetuk dia yang sudah membuang sampah dan berjalan di belakang ku.
Entah reflek atau emang karena nafsu, “kalo bangun lagi gimana bu?” timpalku yang masih terpaku kearahnya.
Dia yang dibelakangku mendorongku pelan, “udah ah Ted ngaco kamu. Buru jalan.” Ia berkata sambil tersenyum kecil.
Aku pun berjalan dan menganbil makan. Aku memilih makan di meja makan sambil memikirkan senyuman bu Fenny.
“apa dia juga pengen ya? Masa iya sih? Tapi kenapa tadi dia kenain toketnya ke gue ya? Kan bisa aja dia miring ke arah berlawanan.” Pikirku saat makan.
“keknya dia juga ga pake bh deh? Apa sengaja gak pake ya?” lanjut pikirku.
Selesai makan aku sengaja ke ruang tamu untuk bisa mastiin apakah bu Fenny pake bh apa kaga.
“mak.” Ucapku yang duduk disamping ibuku.
“ha?” balas ibuku.
“bapa pulang kapan mak?”lanjutku yang meliruk ke arah payudara bu Fenny.
Bu Fenny masih dengan membungkus beberapa nasi kedalam sterofoam.
“bulan depan katanya, kenapa?” lanjut ibuku yang juga lagi sibuk motong timun.
“nanya aja mak.” Ucapku.
Aku masih disitu dan memperhatikan daster bu Fenny yang ada tonjolan.
Bener dugaanku dia ga pake bh.
Dia pun memergokiku yang lagi liat ke arah dadanya, dia tersenyum tipis menundukkan kepala.
“kenapa senyum sendiri toh bu?” tanya ibuku yang disampingku ke bu Fenny.
“eh engga bu, lagi mikirin mas Uno aja.” Balas dia (mas Uno adalah suaminya bu Fenny.)
“kenapa toh Uno bu?” sambung ibuku yang emang doyan ngobrol sekaligus kepo.
“dia malam ini pulang jam berapa gitu bu, soalnya dia sama Fahri lagi dirumah budehnya Fahri.” Cetus ungkapan bu Fenny.
Aku hanya diam melihat ibuku ngobrol.
“oalah siapa tau Fahri ketiduran toh dirumah budehnya.” Balas ibuku.
Aku melirik kearah jam dinding masih pukul 8 malam.
“bisa jadi sih bu.” Seru bu Fenny
“kalo emang bu Fenny capek, biar aku aja toh yang terusin bungkus nasinya.” Celetuk mamaku.
“engga ko bu, telor juga belom dipotong2.” Ujar bu Fenny.
Tiba tiba ibuku berkata kepadaku, “Ted jadi anak bantu cuci piring kek. Jangan makan tidur makan tidur doang.”
“iya mak.” Jawabku singkat yang segera berdiri.
“banyak banget lagi cuciannya.” Batinku ketika melihat tumpukan piring.
Aku kekamar dulu mengambil sebatang roko lalu membakarnya dan ke dapur lagi.
Kubuka pintu belakang sambil duduk dikursi menghisap rokok sebelum nyuci piring.
Setelah sudah merokok, aku lanjut mencuci piring. Baru juga beberapa piring yang ku cuci. Bu Fenny muncul “sini Ted ibu bantu.” Dia berkata disamping ku.
“biar Teddy aja bu, kasian mama sendiri di depan.” Balasku.
Aku melihat bu Fenny yang mencuci piring dengan agak membungkukkan badannya. Dimana dari arah samping tonjolan atas toketnya bisa aku lihat.
“ibu mu lagi keluar kerumah bu Siti ngurusin persiapan buat besok.” Tutur dia yang makin membungkuk dan memundurkan badannya ke arah tembok sehingga menutup seluruh jalan dapurku yang sempit.
Aku diam saja menikmati gundukan toket bu Fenny sambil tetap mencuci piring dengan pelan.
Saat dia menengok kearahku, aku kepergok lagi memandang dia.
“liatin apa sih Ted, dari tadi kamu liatin dada ibu mulu pas di depan juga. Kan udah kendor Ted.” Ucap dia yang berdiri biasa
Aku tiba tiba salim ke dia sambil berucap, “maap bu maap gak sengaja.”
Aku yang sangat dekat dengan bu Fenny jaraknya tak kuasa untuk memandang matanya.
“masa sama ibu ibu nafsu Ted.” Balas dia yang lanjut mencuci piring.
Aku terdiam dan mencuci tangan berniat untuk keluar dari situasi itu. Tapi penisku tegang melihat gundukan toket bu Fenny tadi.
“misi bu, Teddy mau ke kamar aja.”
“yakin? Itu kamu nahan tegang apa gak sakit? Apa kamu mau onani ya Ted dikamar. Hayoo ngaku.” Celoteh bu Fenny yang memandang ku sambil nyengir.
Mungkin ia bisa melihat wajahku yang memerah karena dia meledekku.
“emm iya bu mau onani hehehe kaga deh Teddy becanda.” Tuturku yang berusaha menenangkan diri.
Tiba tiba dia berkata, “mau ibu bantuin gak?” dia berbisik persis di depan wajahku.
Aku diam saja dan memeluk bu Fenny sambil meremas kedua pantatnya.
“aku ga kuat bu sumpah maap yak.” Sambil berbisik ke telinga bu Fenny.
Dia melepaskan pelukanku dan berjalan menurup pintu belakang.
Lalu dia mendekatiku lagi “kalo mama kamu dateng gimana?” iya berkata sambil mengelus penisku dari luar boxer.
Dengan akal yang terpengaruh setan aku menjawab “tutup aja pintu pagernya bu biar mama dateng bisa ketawan bunyi pager.” Sahut ku yang sambil meremas buah dada bu Fenny dengan tangan kiri dan tangan kanan meremas pantatnya.
“kamu dong yang tutup masa ibu.” Bisik dia lalu mencium pipiku.
Walau sedang bernafsu, aku memang selalu menempuh jalan aman. Dan segera kedepan untuk menutup pagar rapat.
Saat sudah menutup pagar, aku menghampiri bu Fenny didapur. Kami beradu pandang lalu aku memeluk bu Fenny meremas pantatnya dengan kedua tangan. “demen banget sama pantat ibu kamu ya.” Dia juga mengelus penisku yang sudah menegang kembali sembari mencium leherku.
Dengan posisi seperti memeluk, aku melepaskan cd bu Fenny cukup cepat dan mengelus vagina bu Fenny dengan jemari tangan kiriku sedangkan tangan kanan ku masuk kedalam daster bu Fenny dari atas memilin puting kanan bu Fenny.
“achhh achhh leeepass ajaaaa teddd dasterrrnyaaa.” Ia meracau ditelingaku.. tangan dia juga meloloskan boxer dan cdku dan dikocok dengan pelan penisku yang sekitar 15 cm.
Aku mengikuti arahannya melepaskan dasternya seketika badan bu Fenny terpampang jelas didepanku.
“kenapa tedd.” Suaranya pelan.
“mantep bu badannya.” Timpalku menyahuti.
Aku mengemut puting bagian kiri bu Fenny dan bergantian ke puting sebelah kanan. Tanganku tak tinggal diam, aku memasukkan beberapa jemariku didalam vaginanya.
Bu Fenny yang wajahnya berasa dileherku nafasnya berat terasa sekali dileher sebelah kananku. Tangannya masih mengocok penisku dan memainkan bijinya juga.
“ahhhh ahhhhh.” Desis bu Fenny ketika kedua jariku mengocok vaginanya.
Cukup lama foreplay yang kami lakukan.
“isep buuuu.” Mintaku melepaskan bibirku dari putingnya.
Segera ia mengambil posisi berlutut dan memasukkan penisku ke mulut nya.
Dia melakukan cukup terampil kedua tangannya menggenggam penisku sambil mulutnya menyedot penisku.
Saat sedang asikk, tiba tiba.
“kreakkkkkk.” Suara pager kebuka.
Bu Fenny lalu berdiri mengambil daster dan cdnya.
Aku yang panik memakai boxer dan cdku sembari setengah berlari ke lantai atas.
Didalam kamar aku masih dengan posisi ngaceng dan deg degan jantungku yang panik duduk ditepi ranjang. Rasa takut dari aksiku takut akan ketauan. “anjirrr.” keluhku dalam hati.
Aku main hape coba santai dan dengan perlahan penisku tertidur.
Langsung aku turun kebawah untuk melihat keadaan.
Tampak bu Fenny yang sudah gaada.
Aku mengambil minuman di kulkas dan ibuku keluar dari kamar.
“besok arisan jam berapa emang mak?” tanyaku yang melihat ibuku memasukan sisa nasi kuning kedalam kudung makanan dimeja makan.
“sore.” Jawabnya singkat dan berjalan kearah depan lagi.
Aku bertanya hanya ingin melihat respon ibuku saja. Apakah ada keanehan atau tidak.
Malam itu aku ga bisa tidur membayangkan kejadian tadi sekaligus berharap rejeki tadi dapat terulang kembali.
Dengan nafsu yang menyelimuti dadaku. Aku pun kembali onani di malam itu. Sambil mengingat kejadian itu yang masih teringat dipikiranku.
6 hari kemudian, aku yang mau makan di lantai bawah. Melihat ibuku yang tak ada dilantai bawah. Aku coba mencari ibudan ternyata ibu ada diteras yang lagi melayani beberapa orang. Yap ibuku tiba tiba saja berjualan nasi kuning saat pagi hari.
Tak mau banyak bertanya, aku segera makan dan ketika ibu masuk ke dalam rumah baru aku bertanya. “jualan nasi kuning dari jam berapa mak.”
“jam 6. Buru cari kerja ted jangan diem bae di rumah.” Ucapnya yang melewatiku di meja makan ke arah dapur.
Tak ku gubris, aku milih lanjut makan saja.
Hari demi hari aku lewati sambil mengapply lamaran kerja.
Dan di suatu pagi yang cerah, aku mendapat email untuk interview besok. Segera ku pelajari latar belakang perusahan itu dan lain lain.
Alhasil, besoknya aku diterima dong lalu di minta untuk datang ke kantor itu.
“mak, Teddy diterima kerja.” Kala aku sampe rumah dan salim ke ibuku.
“Alhamdulillah ya ted. Akhirnya doa emak terkabul.” Ucap ibuku yang duduk santai dibangku panjang teras sore hari.
Aku segera masuk kedalam rumah.
Beberapa minggu sudah aku mulai bekerja kembali.
Suatu pagi aku yang ingin berangkat kerja dengan berpakaian rapih menuruni anak tangga melihat seseorang dari samping sedang menggosok pakaian dibawah. Tiba tiba ibuku muncul dari dapur, “Ted mau berangkat ya? Anterin mama kepasar sekalian ya.”
Seketika orang itu menengok ke arahku, “bu Fenny.”
Aku sedikit kaget.
“iya mak.” Balasku.
“bu nitip rumah bentar yak, mau belanja dulu.” Tutur ibuku ke bu Fenny.
Melihat bu Fenny aku jadi langsung ingat kejadian yang indah itu namun belom tuntas.
“iya bu.” Balas bu Fenny yang enggan melirik kearahku.
Diperjalanan mengantar ibuku, aku memikirkan bu Fenny. “kenapa dia kayak canggung ya? Apa aku harus bolos kerja buat emm?”
Jarak rumahku kepasar adalah 20 menit karena memang jauh, tapi searah ko sama kantorku.
Waktu ibu turun dipasar.
Sambil membayangkan tubuh bu Fenny, aku udah tegang.
Dengan buru buru aku kembali kerumah.
Motor aku taro pos yang deket rumah, terus aku jalan kerumah.
“kenapa balik lagi ted?” tanya bu Fenny.
Aku yang berdiri beberapa meter dari dia sedang menggosok pakaian, “ada yang ketinggalan bu.”
Setelah itu dia menundukkan kepalanya dan lanjut gosok.
Dicuekinnya aku.
BACA JUGA : Kisah Bersama Babysitter
Jiwa nekat menghinggap di hatiku, kubuka retsleting celana dan kuturunkan celana serta boxer yang menempel ditubuhku.
“eh..eh mau ngapain?” timpal bu Fenny kaget.
Terakhir ku buka cd ku, “jujur bu, aku bayangin tubuh ibu aja penis ku tegang.” Celoteh ku berdiri didepan dia.
Bu Fenny membisu hanya menutupi dirinya dengan kedua tangan.
Segera ku peluk bu Fenny, bibirku memburu lehernya, bibirnya. Tangan ku tak kalah aktif menggerayangi badan bu Fenny.
Ia menggelinjang dan mendesah, “ahhhhh… ahhhhh ted ibu juga ngebayanggggin kamuuuu juga.”
Tanganku membuka pakaian serta bra yang melekat ditubuhnya, lalu ku hisap puting bu Fenny bergantian.
Ia tersenyum, “lakukannnn apapun ted ibuuu jugaa pengennnn.”
Suara dia membuatku makin bernafsu, tangan kananku ku masukkan ke celananya mengusap vaginanya yang sudah basah. Ku rebahkan dia dilantai.
Aku yang tak sabar membuka celana serta melempar cdnya ke lantai.
Langsung kearahkan penisku yang sudah tegang ke arah vagina bu Fenny yang tiduran dilantai. Tapi aku mencoba mencari celanaku, untuk mengambil kondom yang selalu aku siapin entah satu atau dua di dompet.
Ia yang mengangkang pun sejenak duduk, “nyari apa Ted?”
“kondom bu.” Setelah aku mendapatkan dari dompetku, baru ingin aku buka.
“gausah pake kondom ted.” Ucap dia tersenyum binal.
“Teddy suka ga nahan diri, takut tiba tiba keluar didalam.” Balasku yang sudah membuka bungkus kondom itu.
Sambil tiduran di lantai, “gapapa ted, keluarin aja didalam.” Senyumnya nakal sekali.
“tapi bu.” Baru saja aku berucap
“ibu pake kb ko, dia memegang penis ku dan mengocok pelan sambil diarahin kevaginanya.”
Bagiku sendiri ini pengalaman baru, karena belom pernah bercinta ga pake kondom. Dulu dengan mantan pacarku saja selalu pake kondom.
Dengan cepat ku masukkan sedikit demi sedikit penisku kedalam vagina, rasanya seperti terhisap lumpur hidup.“aahhh bu ini enak banget.”
Ia juga mendesah, “emmm ah ted, goyang pelaaaan pelaaan ajaaaa.”
Aku memaju mundurkan penisku didalam, dan membungkuk memegang tokett bu Fenny. Ia meracau, “uhhhhh ahhhhh beraaaaasaaa ted emm ahh.”
Wajah kami sangat dekat, kucium bibir dia dengan lembut banget.
Ia melingkarkan tangannya di pinggangku.
Jepitan vagina bu Fenny berasa banget di penisku.
“buuuu ahhh enak.” Dengus ku yang asik memompa dia.
Dia hanya merem sambil menggigit bibir bawahnya, wajahnya sungguh binal sekalii.
“gantiannnn.” Ucap dia sambil menahan dadaku dengan tangannya.
Ku lepas penisku.
Ia menyuruhku tiduran, dan dia menaiki tubuhku lalu mengarahkan penisku masuk kedalam vaginanya.
“kalo kamu mau keluar, keluarin aja ya ted.”
Setelah itu ia menggoyangkan pantatnya.
Bunyinya cukup keras, “plokkk plokkkkk plokk.”
Setiap dia bergoyang.
Yang lebih hebatnya lagi kedua tangan dia memilin puting ku, yang entah kenapa puting ku mengeras
Tanganku berusaha memegang toketnya.
“uhhhhh teddd iniii mantepppp, pakkk unooo biasanyaaa cepeeet keluarrrrr.” Racau dia sedikit berteriak.
“ohhhhhh uhhhh aduhhhh.” Teriak dia kembali.
Aku yang serasa ingin keluar juga sedikittt berteriakkk, “buuuu akuuuu mauu.”
Sperma ku muncrat didalam tubuh bu Fenny.
Setelah keluar, ia merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Penisku masih didalam.
“emmm kontolll kamuuu enakk teddd, ibuuu puasss.” Ujar dia yang wajahnya didadaku.
“Teddy juga baruuu pertamaaa bu ga pake kondommmm..” balasku.
Ia kemudian bangkit ketika penisku sudah mulai kendur, bu Fenny masuk kekamar mandi.
Aku yang melihat jam, segera buru buru memakai pakaiannnn.
Dia keluar dari kamar mandiii “vagina ibuu masihhh nyut nyutan ted.”
Dengan paniknya aku, “kenapa bu maap bu.”
“justruuu karenaa ini kamuu yanggg hebat.” Senyum dia meremas penisku yang sudah terbungkusss boxer.
Aku melanjutkan berpakaian dan berangkat kerja. Sungguh kejadian yang tidak akan ku lupakan dan tidak sabar untuk ngelakuin lagi bersama bu Fenny.